Birth Story: Mengapa Melahirkan itu Sakit?



Mengapa melahirkan itu sakit?
Pertanyaan ini pas banget yang langsung muncul di benakku ketika aku mengetahui tanda dua garis setelah di-testpack. Saat tahu bahwa Allah ijabah permintaan kami untuk bisa memiliki keturunan rasanya senangnya bukan main, tapi pada saat yang sama ternyata ada momok besar yang aku takutkan di sisi lain. Iya. Apakah nanti melahirkan itu sakit? Akan sesakit apa? Apakah aku bisa melaluinya?

Karena aku tergolong orang yang batas ambang kontrol terhadap rasa sakit tuh cemen banget. Sakit dikit aja udah guaaampang banget ngeluh. Dan memang aku selalu berusaha agar bagaimana aku tidak terjerumus merasakan sakit. Gak tau kenapa, rasa sakit itu rasanya jadi sebuah momok yang bikin aku takut buat ngerasain. Apalagi proses melahirkan yang pada umumnya kata orang memang ‘harus’ seperti itu.

Oleh sebab itu, ketika aku tahu bahwa aku hamil, maka PR terbesar yang harus aku selesaikan sebelum tiba masa melahirkan adalah bagaimana aku harus mengelola rasa takut terhadap sakit saat kontraksi.

Biidznillah walhamdulillah, Allah memberi petunjuk lewat teman yang pada saat itu juga hamil, memberi tahuku untuk membeli sebuah buku. Buku lawas yang mungkin sudah tidak terbit lagi. Harganya pun terbilang sangat cuma-cuma. Tapi maasyaAllah, muatan ilmu buku tersebut benar-benar mampu membuka mataku tentang bagaimana seharusnya aku memandang ‘rasa sakit ketika melahirkan’.

Yup, buku berjudul “Seri Cerdas Bersama Dr.  Sears, Panduan Mempersiapkan Kelahiran” karya William Sears, M.D. bersama istrinya Martha Sears R.N. Beliau ini adalah pakar pediatri dengan pengalaman puluhan tahun di Harvard Medical School’s Children Hospital di Boston dan The Hospital for Sick Children di Toronto. Sekaligus penulis puluhan buku. Salah satu buku yang menurutku isinya sangat komprehensif untuk mencerdaskan seseorang tentang hamil dan melahirkan. Pokoknya recommended sekali buat teman-teman bumil untuk dibaca. Jadi penjelasan berikut yang aku paparkan adalah rangkuman dari isi buku beliau berdua.


Rasa sakit itu berguna dan ada tujuannya

Rasa sakit yang kadang dirasakan ketika seorang perempuan melahirkan itu sebenarnya adalah sebuah alarm yang Allah ciptakan untuk membuat kita sadar bahwa ada sesuatu non-fisiologis yang sedang terjadi pada tubuh kita dan kita harus berbuat sesuatu. Rasa sakit ketika melahirkan adalah sebuah sinyal agar tubuh kita harus rileks ketika menghadapinya. Ketika kita berusaha untuk rileks, maka sensasi akibat kontraksi menunjukkan bahwa persalinan berlangsung normal dan kita bisa membiarkan proses itu berjalan dengan sendirinya.

Misal ketika kita merasakan kontraksi yang sakit sekali saat fase transisi, sebenarnya hal tersebut adalah sinyal agar kita mencari posisi sekreatif mungkin untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Jika rasa sakit itu diabaikan  maka fungsinya sebagai sinyal untuk membuat suatu perubahan akan hilang.

Dalam proses melahirkan, semakin sedikit rasa sakit yang kita rasakan, maka semakin baik prosesnya. Rasa sakit yang dimengerti dan diatasi dengan baik adalah alat bantu (sinyal) yang sangat berharga. Kita harus mengerti sinyal tubuh kita sendiri dan mencoba bekerjasama dengannya.

Apa saja yang berkonstibusi membuat rasa sakit dalam proses bersalin?

1. Ketegangan dan kelelahan
Sumber rasa sakit yang utama pada saat kontraksi itu diperkirakan karena ada peregangan pada bagian bawah rahim dan kontraksi otot yang intens. Ketika seorang ibu tegang dan ketakutan saat kontraksi, maka area perut, seluruh area panggul dan punggung bagian bawah akan terasa sangat sakit dikarenakan semua area tersebut mempunyai banyak syaraf penerima rasa sakit.

Faktor kelelahan juga berkonstibusi menambah rasa sakit ketika melahirkan. Ketika kita merasa kelelahan di tengah proses melahirkan hal itu berarti otot-otot rahim kita juga sudah lelah untuk meregang. Otot rahim bekerja lebih keras dan cepat saat melahirkan sehingga sistem sikulasi tubuh tidak dapat memenuhi permintaan bahan bakar khususnya oksigen. Otot rahim yang kekurangan oksigen akan terasa sakit. Kunci untuk menghindari rasa sakit pada rahim dan jaringan sekitarnya adalah dengan menjaga agar rahim tidak kehilangan energi dengan memastikan jaringan di sekitarnya rileks dan tidak menghambat. Ini salah satu alasan juga mengapa kita perlu latihan napas sebelum melalui proses melahirkan. Selain untuk menyuplai oksigen juga membantu agar otot-otot sekitar rahim tidak bekerja terlalu tegang.

2. Rasa takut (musuh terbesar dalam proses persalinan)
Dr. Dick-Read (dokter kandungan di Inggris) dalam buku klasiknya menjelaskan bahwa ketika seorang perempuan rileks diantara kontraksi maka leher rahim akan melembut dan terbuka. Sebaliknya, bila seorang perempuan bereaksi dengan ketakutan yang tidak terkontrol maka leher rahim yang tadinya rileks menjadi mengencang dan tertutup. Proses ini menjelaskan mengenai siklus Takut-Tegang-Sakit. Beliau (dalam buku tersebut) menggambarkan siklus tadi dapat membuat persalinan yang tadinya bisa ditangani dengan baik menjadi suatu penderitaan. Dengan memutus siklus ini di beberapa titik, maka seorang perempuan bisa mengurangi atau menghilangkan rasa sakit saat melahirkan .

Rasa takut menyebabkan otot-otot rahim bawah mengencang dan tidak rileks, sementara otot-otot rahim atas (otot yang tidak terlibat dengan jalur rasa takut) secara otomatis terus berkontraksi, efeknya adalah mendorong bayi melawan dua hambatan. Rasa takut juga merusak keseimbanagan hormon kelahiran, memperbolehkan hormon yang menghambat persalinan mengambil alih dari hormon yang mendukung persalinan, hasilnya rasa sakit yang dirasakan dapat meningkat dan memperpanjang persalinan.

Intinya semakin kita takut, maka otot-otot yang bekerja untuk mendorong bayi keluar akan semakin tegang. Bila otot-otot tersebut semakin tegang, maka rasa sakit yang ditimbulkan akan lebih sakit dan lebih lama. Maka dari itu, untuk menghindari rasa sakit yang berlebih, kita harus benar-benar memotong siklus takut-tegang-sakit, atau bahkan menghilangkan rasa takut tersebut agar kita semakin rileks dalam menjalani persalinan.

3. Trauma kelahiran sebelumnya
Melahirkan mempunyai kemampuan untuk menguak perasaan dan pengalaman masa lalu dan perasaan yang sudah lama ditekan. Untuk mendapatkan kelahiran yang memuaskan, kita harus menyerah kepada tubuh kita (rileks), mengikuti kemauannya, bekerja selaras dengan kebutuhannya, membuka diri, dan mengeluarkan bayi yang ada dalam rahim. Hal ini mungkin akan sangat sulit untuk perempuan yang mempunyai pengalaman buruk di masa lalu, karena mereka cenderung akan melawan proses tubuhnya dan tidak membiarkan tubuhnya untuk bekerja sendiri. Semakin seorang perempuan melawan proses dalam tubuhnya, maka semua otot akan semakin tegang. Akibatnya persalinan akan semakin sakit. Para terapis menjuluki pembongkaran memori lama ini sebagai having flashback.

Jika masa lalu seseorang mempunyai banyak memori yang kemungkinan akan muncul pada saat melahirkan, maka jangan menunggu sampai kontraksi pertama untuk menghadapi isu ini. Mengatasi dengan meminta bantuan profesional sangat disarankan sebelum tiba masanya melahirkan. Idealnya trauma kelahiran sebelumnya itu diatasi sebelum hamil selanjutnya.

source: Unsplash.com

Mempersiapkan kelahiran nyaman tanpa rasa takut

1. Perbanyak doa dan tawakkal

“Proses kelahiran bukanlah suatu proses yang bisa diatur dan dikontrol. Seperti apa dan bagaimananya itu murni kehendak Allahu Al-Mudabbir”

Yup, mau seapik apapun kita mempersiapkan birth plan, tetap saja kita tidak akan bisa benar-benar mengatur dan memprediksi bagaimana proses kelahiran yang kita jalani. Kita sudah mempersiapkan semua dengan baik, mengatur rencana-rencana dengan apik, pula menyusun plan B, plan C.  Oleh karenanya, kita tidak bisa saklek dengan birth plan yang kita buat. Semua murni kehendak Allah. Dan mudah sekali bagi Allahu Al-Mudabbir untuk membolak-balikkan keadaan sesuai kehendak-Nya.

Sebagai seorang muslimah yang sadar betul dan mengimani bahwa proses kelahiran adalah bagian dari takdir, maka selayaknya bagi kita untuk benar-benar menyerahkan semua urusan kita ini kepada Allah. Akan seperti apa medan jihad yang harus kita jalani dalam melahirkan nanti, itu terserah Allah, kita harus benar-benar bertawakkal kepada Allau Ar-Rahmaan. Allahu Al-Fatah Yang Maha membukakan jalan apapun yang tertutup, Allahu An-Nashir Yang Maha memberi pertolongan saat kita tidak berdaya melakukan apapun. Perbanyak doa, doa dan doa. Karena hanya doa kepada Allah lah yang bisa mengubah suatu hal yang sulit menjadi mudah. Laa hawla walaa quwwata illa billah.

2. Perbanyak belajar tentang melahirkan

Seorang ibu yang memberdayakan diri dengan ilmu biidznillah akan mengalami persalinan yang berbeda. Dengan memahami apa yang terjadi dan membaca sinyal dari rasa sakit tubuh, kita akan lebih berani mencari jakan untuk bisa lebih nyaman. Kita tidak mau menutup-nutupi kenyataan yang terjadi dalam proses bersalin. Melahirkan adalah proses yang sangat kuat dimana banyak sensasi yang bisa menimbulkan rasa sakit. Melahirkan adalah usaha terberat kita dalam hidup dengan intensitas yang kuat. Oleh karenanya kita perlu mengimbanginya dengan percaya diri bahwa kita mempunyai kemampuan untuk mengatur dan mempersenjatai diri dengan sikap mental yang kuat.

Masa kehamilan adalah masa paling tepat untuk memberdayakan diri mempersiapkan proses persalinan yang kita idamkan. Jangan malas membaca, jangan malas bertanya, jangan malas gerak. Dulu selama hamil, aku mempersiapkan mental salah satunya dengan sering nonton video orang melahirkan di Youtube dengan tajuk “melahirkan tiup-tiup“, melahirkan minim trauma tanpa teriakan dan cakar-cakaran. Dari video-video itu aku jadi punya gambaran bagaimana proses melahirkan yang sebenarnya dan bagaimana orang menguasai dirinya saat kontraksi sudah di fase puncak. Lalu dari gambaran-gambaran itu, aku berusaha membayangkan bagaimana proses persalinan yang aku inginkan. Hal ini sangat membantuku untuk perlahan-lahan menyiapkan mental dan menghilangkan rasa takut yang ada dalam pikiranku.

Saat ini alhamdulillah sudah banyak kelas-kelas online maupun offline yang dibuka untuk mempersiapkan diri seorang ibu selama hamil dan proses melahirkan, pun banyak sekali informasi-informasi yang bisa dengan mudah kita dapatkan dari buku, internet maupun media sosial seorang ahli. Jadi intinya jangan malas memberdayakan diri ya bumil-bumilku sayaang.

3. Latihan relaksasi

Ketika seorang ibu merasakan sakit kontraksi, kadang secara otomatis tangan ikut mengepal, mulut mengencang, alis mengernyit, yang mana semua ini mengirimkan pesan ketegangan pada otot-otot jalan lahir bagian bawah (yang seharusnya dikendurkan). Ketegangan bagian atas tubuh akan menegangkan tubuh bagian bawah, sebaliknya bila seorang membuka diri untuk merilekskan bagian tubuh atas maka tubuh akan merilekskan bagian bawah. 

Untuk melepaskan ketegangan ketika kontraksi datang, kita perlu sekali latihan pengenduran (otot). Tujuan dari latihan pengenduran pada kehamilan adalah untuk belajar mengenali otot mana yang tegang, kemudian kita belajar bagaimana cara mengendurkannya. Misalnya ketika kita merasakan kontraksi palsu. Gunakan kesempatan ini untuk belajar mengendurkan otot-otot yang tegang. Periksa di depan cermin atau minta pasangan untuk memeriksa, apakah ada otot kita yang tegang entah di bagian wajah, tangan atau bagian tubuh lain. Bila kita temukan masih ada otot yang tegang, maka kita harus belajar mengendurkannya-buka, lepaskan, kendurkan, jangan ditekuk, buka genggaman- kata-kata ini harus masuk ke dalam perbendaharaan kita pada masa kehamilan.

Proses ini butuh sekali latihan yang berulang, agar ketika ada ketidaknyamanan otot rahim, perlahan otot bagian tubuh yang lain menjadi terbiasa tidak ikut tegang. Pasalnya ketika kontraksi asli datang di fase transisi, bila otot tubuh kita tidak terbiasa mengendur otomatis (rileks), maka siklus takut-tegang-sakit akan terus berulang.

4. Afirmasi positif dan hypnobirthing
Afirmasi positif dan hypnobirthing sebenarnya juga bagian dari latihan relaksasi. Hanya saja di poin ini kita fokuskan bagaimana merilekskan pikiran dari ketakutan dan ketegangan.

Berikut adalah kata-kata afirmasi positif yang sering aku sounding ke diri sendiri setiap hari:

Aku sehat, janinku sehat tanpa kekurangan sesuatupun insyaAllah karena Allah yang mencukupi kami.
Aku bisa bekerjasama dengan tubuh dan janinku
InsyaAllah, Allah akan memudahkan proses persalinanku.
Tubuhku nyaman. Jalan lahirku lentur. Janinku bisa memposisikan diri dengan optimal (anterior)
Aku bisa melahirkan dengan nyaman insyaAllah. Aku bisa mengendalikan diriku di masa2 puncak kontraksi
Tetap relaksasi, insyaAllah semua bisa diatasi biidznillah

Peranku adalah bagaimana mengkondisikan tubuh agar tetap rileks saat tubuhku bekerja sesuai kodratnya.

Semangaaaat

Juga sering hypnobirthing sendiri dengan video di youtube tanpa musik. Alhamdulillah dua hal ini secara perlahan mampu membuat pikiranku jadi lebih rileks mempersiapkan kelahiran. Juga secara perlahan mengubah mindsetku untuk tidak perlu lagi takut dengan rasa sakit melahirkan.

Aku jadi semakin paham bahwa rahimku memang seharusnya berkontraksi dalam proses kelahiran yang normal dan sehat. Peranku pada saat seperti ini adalah tetap rileks dan membiarkan tubuhku untuk tetap bekerja sesuai kodratnya.

Jadi, mengapa melahirkan itu sakit? Mengapa seharusnya tidak?

Ummu Farhah

Leave a comment